Comunitynews | Kab. Tangerang – Duka mendalam menyelimuti pesisir Kronjo, Kabupaten Tangerang, setelah seorang nelayan bernama R ditemukan meninggal dunia usai dinyatakan hilang selama dua hari akibat diterjang badai di perairan dekat Pulau Bokor, Kamis (6/11/2025).
Peristiwa tragis ini berawal ketika R bersama adiknya, A, tengah menambatkan perahu di sebuah bagan di tengah cuaca ekstrem. Hujan lebat, angin kencang, dan arus deras membuat situasi laut sangat berbahaya. Tali tambatan perahu mereka tiba-tiba putus, membuat keduanya panik dan berusaha mengamankan kapal agar tidak terseret arus.
Dalam kepanikan itu, R mencoba melompat dari bagan ke perahu, namun nahas, ia terpeleset dan langsung tenggelam di laut yang berombak tinggi. Sementara A, yang menyaksikan peristiwa tersebut, segera menghubungi keluarga di daratan untuk meminta pertolongan.
Kabar hilangnya R cepat menyebar ke Pos Polairud Pulau Cangkir, kemudian diteruskan ke BPBD Kabupaten Tangerang dan Basarnas Jakarta. Tim SAR gabungan segera melakukan pencarian di sekitar Pulau Bokor dan perairan Kepulauan Seribu.
Pada Jumat (7/11/2025), tim gabungan menemukan perahu tanpa awak yang diduga milik korban. Meski temuan itu memberi sedikit harapan, R belum juga ditemukan. Upaya pencarian terus berlanjut dengan dukungan warga dan nelayan setempat.
Hari Sabtu (8/11/2025) menjadi akhir dari pencarian panjang tersebut. Sekitar pukul 16.30 WIB, jasad R akhirnya ditemukan tak jauh dari lokasi awal tenggelam, tepatnya sekitar tiga kilometer dari bagan tempat ia terakhir terlihat. Jenazah kemudian diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya.
“Korban ditemukan pukul 16.30 WIB sekitar 3 kilometer dari titik tenggelam. Selanjutnya korban segera diserahkan kepada pihak keluarga,” ujar Samsul, Kepala Pos Damkar Kronjo, dalam laporan resmi ke Pusdalops BPBD Kabupaten Tangerang, Sabtu (8/11).
Proses pencarian dilakukan secara intensif oleh tim gabungan Basarnas, Polairud, BPBD Kabupaten Tangerang, SAR MTA, HSNI, FRKTT, serta relawan POTENSI SAR. Keberhasilan menemukan korban disertai rasa haru mendalam di kalangan sesama nelayan dan warga sekitar.
Tragedi ini menjadi peringatan keras bagi para nelayan untuk lebih berhati-hati saat melaut, terutama ketika cuaca sedang buruk. Laut, yang selama ini menjadi sumber kehidupan, juga menyimpan risiko besar ketika alam sedang murka.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua untuk selalu waspada dan memprioritaskan keselamatan saat beraktivitas di laut, terutama di musim cuaca ekstrem,” tambah Samsul.


