Comunitynews | JOMBANG – Air bukan sekadar kebutuhan pokok bagi warga Desa Rejoagung, Kabupaten Jombang. Kini, keberlimpahan sumber daya air di desa tersebut justru menjadi pintu rezeki baru berkat hadirnya program Reforma Agraria.
Melalui skema penataan akses, program ini tidak hanya memberi kesempatan warga untuk berkembang, tetapi juga membuka jalan kolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pihak. Tujuannya, mendorong lahirnya peluang ekonomi baru yang lebih berkelanjutan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Jombang, Sudiro Setiono, menilai potensi Rejoagung sangat menjanjikan. Ia menyebut warga memiliki motivasi tinggi untuk mengoptimalkan potensi desa.
“Potensi Desa Rejoagung luar biasa, terutama sumber daya airnya yang sangat mencukupi. Kami dari dinas siap memberi pendampingan teknis, terlebih karena semangat masyarakat di sini sangat besar,” ujarnya.
Semangat itu terlihat dari terbentuknya tiga kelompok pembudidaya ikan, yaitu Mina Rejo, Mina Jaya Berkah, dan Mina Agung.
Kelompok-kelompok ini lahir berkat kerja sama antara Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) dan pemerintah daerah. Dari sinilah, roda ekonomi desa mulai berputar.
Salah satu warga, Harjo Supranoto, yang tergabung dalam kelompok Mina Agung, mengaku merasakan perubahan besar dari usaha perikanan.
“Sejak membuat pembibitan ikan, hasilnya bisa untuk membangun rumah hingga membiayai sekolah anak. Manfaatnya sangat terasa,” tutur Harjo penuh syukur.
Tak berhenti di situ, pemerintah juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang. Mulai dari pendampingan perizinan berusaha berbasis risiko, pengusulan Kartu Kusuka Pembudidaya, hingga bimbingan teknis dalam pembenihan. Bahkan, kelompok Mina Agung kini tengah menunggu realisasi hibah sarana prasarana perbenihan yang telah diajukan.
Sudiro Setiono menegaskan, keberhasilan Desa Rejoagung bisa menjadi contoh bagi desa lain di Jombang maupun daerah lain.
“Kami berharap program yang berjalan di Rejoagung bisa ditiru desa-desa lainnya, sehingga manfaat Reforma Agraria semakin luas dirasakan masyarakat,” katanya.
Kini, Rejoagung tidak lagi dikenal hanya karena sumber airnya yang melimpah, tetapi juga sebagai desa yang mampu mengubah potensi menjadi penghidupan.
Program Reforma Agraria dengan penataan akses berhasil membuka babak baru perekonomian desa yang lebih mandiri dan produktif.