Comunitynews | kab. Tangerang, — Polemik terkait dugaan pemerasan oleh salah satu Ketua RW di Kelurahan Binong, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, terus menjadi perbincangan hangat publik. Menyusul pemberitaan viral beberapa hari terakhir, sejumlah warga Kampung Cijengir angkat suara memberikan klarifikasi.
Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menilai isu ini terlalu dibesar-besarkan. Ia menegaskan bahwa dana yang disebut-sebut sebagai "uang kearifan lokal" sebenarnya digunakan untuk kepentingan bersama, terutama memperbaiki fasilitas umum yang terdampak proyek pembangunan.
“Kenapa tiba-tiba dikaitkan dengan pasal pemerasan? Justru pertanyaannya, siapa sebenarnya yang memeras dan siapa yang diperas? Di sinilah hukum seharusnya bisa berdiri tegak dan adil,” ungkapnya.
Dalam pernyataan terpisah, Idris, Ketua Karang Taruna RW 03 Kampung Cijengir, juga menyayangkan berkembangnya isu tersebut. Ia menyatakan bahwa Ketua RW yang saat ini menjabat justru memiliki visi untuk membangun kampung ke arah yang lebih baik.
“Dalam rapat beberapa hari lalu, sudah disepakati bahwa dana dari proyek tersebut akan dialokasikan untuk memperbaiki jalan rusak, merenovasi mushola, dan jika ada sisa, akan dimasukkan ke kas RW. Semuanya dibahas secara terbuka bersama warga,” jelas Idris kepada awak media.
Menurutnya, pemberitaan yang beredar tidak mencerminkan situasi sebenarnya. Ia bahkan mengaku terkejut saat membaca berita tersebut, karena semua rencana penggunaan dana telah melalui mekanisme musyawarah dan disetujui warga.
Sementara itu, Asmanto, salah satu tokoh masyarakat Kampung Cijengir, berharap polemik ini segera mereda. Ia memberikan pembelaan terhadap Ketua RW yang menjadi sorotan, dengan menyebut bahwa sosok tersebut sudah lama berkontribusi bagi kampung, bahkan sebelum menjabat secara resmi.
“Dulu beliau pernah membangun saluran air pakai dana pribadi, dan warga juga tahu itu. Jadi tidak adil kalau sekarang beliau langsung dicap negatif hanya karena satu pemberitaan,” ujar Asmanto.
Rezi