Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Debt Collector Hadang Ibu & Anak di Jalan, Aksinya Dikecam

12 Jul 2025, 12:39 WIB Last Updated 2025-07-12T05:39:32Z


Comunitynews | Kab. T angerang – Sebuah video berdurasi 1 menit 34 detik yang menampilkan aksi dugaan premanisme oleh sekelompok debt collector kembali memantik kemarahan publik.

Rekaman tersebut memperlihatkan lima pria menghentikan paksa seorang ibu yang tengah membonceng anak kecilnya di wilayah Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang, pada Jumat (11/7/2025).

Dalam video yang telah menyebar luas di berbagai platform media sosial, sang ibu terlihat mengendarai motor Honda Scoopy putih. Ia dicegat secara tiba-tiba oleh para pria berpenampilan garang yang diduga sebagai penagih utang.

Terjadi perdebatan sengit antara korban dan para pria tersebut. Si ibu tampak tegas mempertahankan haknya, bahkan sempat merekam aksi para debt collector itu.

"Saya punya BPKB dan STNK lengkap! Saya sudah tiga kali dicegat matel! Silakan cek aplikasinya!" teriak korban dengan suara gemetar, sembari memegang ponsel yang terus merekam situasi.

Ketegangan memuncak saat salah satu pria bertubuh kekar dan berkulit gelap terlihat mengancam akan merusak ponsel korban karena merasa tidak terima wajahnya direkam.

Roni, adik kandung dari perempuan dalam video, mengaku geram atas perlakuan para penagih utang tersebut. Ia menyebut tindakan itu sebagai intimidasi dan tidak manusiawi, apalagi korban sedang bersama anak kecil.

"Adik saya bawa anak, surat-surat lengkap semua ada di rumah. Tapi tetap dipaksa berhenti, bahkan direkam dan diancam. Kami sangat tidak terima. Kami akan laporkan ini ke pihak berwajib," tegas Roni saat ditemui usai kejadian.

Aksi para debt collector itu langsung menuai respons keras dari netizen. Banyak yang menilai cara-cara seperti ini sangat meresahkan dan mencerminkan premanisme jalanan yang berkedok penagihan.

"Ini jelas melanggar hukum. Kalau mau menagih, ada prosedurnya, bukan dengan cara menakut-nakuti orang tua dan anak kecil di jalan," tulis salah satu pengguna media sosial di kolom komentar unggahan video tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak-pihak terkait termasuk aparat kepolisian dan perusahaan pembiayaan belum memberikan pernyataan resmi.

Masyarakat kini menanti ketegasan dari aparat penegak hukum agar kejadian serupa tidak kembali terjadi. (Ali Boy) 


Iklan

iklan