Comunitynews |Kab. Tangerang - Proyek pembangunan saluran air di Jalan Lingkungan RW 10, Desa Cukanggalih, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang, menuai sorotan. Pekerjaan yang dilaksanakan oleh CV. Wildan Sentosa dengan anggaran Rp 99.783.000 dari APBD Kabupaten Tangerang Tahun Anggaran 2025 ini diduga dikerjakan asal jadi.
Pantauan di lapangan menunjukkan banyak kejanggalan. Susunan batu tidak rapat dan tidak beraturan, celah antar batu dibiarkan terbuka, serta pondasi (boot) dasar tidak terlihat jelas. Kondisi tersebut semakin parah karena adukan semen yang digunakan tidak sesuai standar perbandingan bahan, membuat daya kekuatan tidak akan tahan lama dan rawan akan jebol.
Selain itu, para pekerja terlihat tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat bekerja. Lebih memprihatinkan lagi, tidak tampak kehadiran pelaksana maupun pengawas dari pihak kecamatan yang seharusnya mengontrol jalannya pekerjaan.
Agus Gultom, dari Badan pencegahan dan penindakan tindak pidana korupsi (BP2 Tipikor) aliansi Indonesia, menegaskan bahwa proyek tersebut syarat masalah .
“Kami melihat pekerjaan ini jauh dari standar kualitas. Adukan semen saja sudah tidak sesuai perbandingan bahan, pondasi /sepatu (boot) tidak jelas, bahkan pekerja tidak menggunakan APD. Lebih parah lagi, pengawas dan pelaksana dari kecamatan sama sekali tidak ada di lapangan. Dengan kondisi seperti ini, bangunan saluran air (turap) rawan ambruk ketika debit air meningkat. Padahal anggaran yang dipakai berasal dari pajak rakyat. Kami mendesak pemerintah kecamatan Curug segera bertindak dan menindak kontraktor bila terbukti lalai,” tegas Agus Gultom.
BP2 Tipikor menekankan bahwa proyek pembangunan harus mengutamakan kualitas dan kuantitas serta kebermanfaatan jangka panjang bagi masyarakat. Jika mutu pengerjaan terus diabaikan, dikhawatirkan pembangunan saluran air (turap) tidak akan bertahan lama.(Rezi)
